Skip to main content

Sewa motor di MADIUN VS Sewa motor di BALI

Terdapat perbedaan yang signifikan saat saya menyewa motor di madiun dan bali. Penyewaan motor di madiun sangat tidak kooperatif. Awalnya saya berniat membatalkan menyewa motor di madiun karna rencana jalan jalan disana ingin dibatalkan dan langsung lanjut ke malang. Saat saya coba menghubungi  rental motor untuk membatalkan penyewaan motor dan bagaimana cara melakukan refund uang serta berapa persen uang yang akan kami terima jika saya membatalkannya, mereka tidak merespons. Akhirnya saya coba untuk menelfon lalu si pemilik bilang "nanti saya hubungi lagi karna saat ini saya sedang di dalam perjalanan". Hoo oke dan sampai hari H saya tidak juga dihubungi sama pemilik motor tersebut. (kira kira selang 2 hari sebelum hari H)
Berhubung kereta dari madiun ke malang masih 15 jam lagi, akhirnya saya dan teman memutuskan untuk berkeliling kota madiun terlebih dahulu menggunakan motor yang sudah kami pesan. Saya coba menelfon si pemilik, tapi dia bilang untuk sms saja karna dia sedang di jalan. Akhirnya saya sms dan bilang kalo kami sudah di stasiun, kita harus kemana unutk mengambil motornya? Seketika shock saat dia bilang kalo motor nya udah abis karna sebelumnya saya bilang ingin membatalkan dan akhirnya motornya telah disewakan ke orang lain. Saya dan teman langsung kesel banget, karna engga ada komunikasi sama sekali ke kami kalo penyewaan kita telah dibatalkan. Padahal saya masih inget sekali, kalo si pemilik bilang mau menelfon saya untuk kelanjutan pembatalan tapi sampai hari H kami sama sekali TIDAK DIHUBUNGI dan tiba tiba saat hari H kami mengetahui kalau penyewaan kami TELAH DIBATALKAN. Saat saya bilang yasudah kalo gitu kembalikan saja uang yang telah kami transfer, seketika si pemilik menawarkan untuk jasa ojek. Hellooooo, kalo ojek doang mah banyak tuh yang parkir di depan stasiun jadi engga perlu pake jasa kalian. Kami tetap bersikukuh untuk dikembalikan uangnya, dan akhirnya mereka menanyakan norek saya. 1 hari kemudian saya cek mutasi belum ada transferan dari mereka, kemudian saya sms pemilik dan dia bilang kalo belum ditransfer karena sedang di jalan. Oke saya memaklumi nya, tapi yang saya heran kenapa alesannya selalu sama ya "Di jalan". Sampai hari ini, 10 hari dari tanggal kejadian, uang kami belum dikembalikan juga. Sebenernya bukan masalah uangnya, tapi kami cukup menyesalkan tidak ada itikad baik dari merekanya.
1. Pembatalan secara sepihak
2. Tidak ada itikad baik untuk mengembalikan uang yang telah kami transfer
Saat saya sms kembali si pemilik, tidak ada tanggapan sama sekali sampai detik ini.
Berikut CP nya jangan sampe kalian ngalamin hal yang sama ya pas nyewa motor di madiun :
Blog    : http://sewamotormadiun.blogspot.co.id/
http://madiunojek.blogspot.co.id/2015/01/persewaan-motor-dan-ojek-24-jam-online.html?showComment=1451829583773#c5096932664380929437
No HP : 085236774774


Hal berbeda yang kami rasakan saat kami menyewa motor di Bali. Awalnya saya sempet kesal karna sms saya ditanggapi nya singkat singkat sekali, tapi yaudalah ya gapapa mungkin karna cowok. Satu hari sebelum hari H, saya dapat sms yang menyatakan besok kalau mau mengambil motor bisa menghubungi 2 CP (Contact Person) yang ada. Saat itu saya memberitahukan kalau penyewaan kami mundurkan 1 hari dari tanggal yang sudah kami tetapkan. Lalu mereka jawab "iya nanti hubungi CP yang sudah kami kirim aja". Pas hari H nya, di pelabuhan ketapang menuju pelabuhan gilimanuk saya coba menelfon CP yang telah dikasih untuk memberitahu penjemputan. Dan kami memutuskan untuk ketemu dan serah terima motornya di Terminal Bis Ubung. Sebenernya kami pengennya di Terminal Bus Mengwi, tapi mereka tidak bisa mengiyakan karna lokasinya cukup jauh dari mereka. Setibanya di Terminal Bus Ubung, saya langsung menghubungi dan salah sat dari mereka langsung meluncur ke TKP. Kira kira setalah menunggu 15-20 menit, akhirnya datang juga. Saya cukup heran karna dia tidak mengambil KTP saya melainkan hanya difoto menggunakan kamera handphone. Padahal saat saya baca baca di internet, semua penyewaan motor pasti mensyaratkan bahwa KTP asli ditinggal. Wah memudahkan sekali saya fikir. Oh iya yang saya tau kalo pemiliknya ini namanya bayu, tapi saat pengiriman motor berlangsung yang mengirimkan motor adalah anak buahnya. Sebelum meninggalkan TKP, dia menanyakan nanti motornya mau diambil dimana dan kami tinggal di penginapan daerah mana. 1 hari sebelum pengembalian, kami di sms untuk memastikan pengembaliannya akan diambil di daerah mana. Saat hari H nya, ternyata mereka tidak bisa mengambil kalo di perum damri karna kejauhan dari tempat mereka dan lagi banyak orderan, kami diminta untuk ketemuan di bandara nya aja. Sempat minta dispensasi untuk di perum damri aja karna mengingat barang bawaan kita banyak banget dan bakal repot kalo harus muter ke bandara dulu lalu balik ke perum damri. Tapi selang beberapa menit, kami dikabari bahwa atasannya memberi mandat kalo gapapa nanti diambil di perum damri. Bersyukur banget karna kami ga perlu jauh jauh harus ke bandara dengan bawaan yang sebegitu banyaknya.
Tidak lama kami sampai di perum damri, kami dikabarkan kalo bis yang dari PT KAI udah siap dan akan segera diberangkatkan. Kami panik saat itu, karna mas bayu atau anak buahnya enga dateng dateng. Akhirnya saya telfon dan memberikan solusi bagaimana kalo kuncinya kami taro di jok bagasi. Lalu mereka mengiyakan dan akhirnya kami berangkat dengan tenang. Kalo seandainya kita ke bali lagi, kita pasti bakal milih penyewaan motor dari mas bayu lagi nih. Recommended banget lah pokoknya.
Berikut CP nya mas bayu kalo ada yang berminat mau keliling bali pake motor 087860985449

Comments

  1. Lhaa 2018 dan dia mash kayak gitu yg madiunn.
    Alasan "di jalan" jg walo saya belom sampe sewa sih, baru nanya2. Dan harga overtime 2 jam diitungnya jg 2 hari --"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah bener bener engga rekomen berarti ya mba

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6 Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan. Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp