Day 6
Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan.Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.
Tempat makan ini merupakan rekomendasi dari receptionist di hotel. Jujur, mie aceh nya enak. Biasanya saya engga suka makan mie aceh, tapi pas makan disini ternyata cocok dengan lidah. Harganya juga terbilang murah, mie kepiting yang saya makan hanya Rp 45.000 (padahal kepitingnya disajikan utuh dan ada 3 buah). Setelah mengisi perut, kami keliling keliling sebentar kota aceh dan langsung balik ke hotel.
Day 7
Setelah breakfast, kami langsung bergegas menuju pantai lampuuk. Untuk menempuh Pantai Lampuuk membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kota. Sebenernya yang kita cari di pantai lampuuk itu tebing yang ada di pinggir pantainya, tapi setelah sampai disana yang kita cari tidak ada dan ternyata tebing2 tsb itu bukan bagian dari pantai lampuuk melainkan Pantai Eumpee Nulu.Pantai Eumpee Nulu |
Tebing Eumpee Nulu |
Danau Eumpee Nulu |
Museum Tsunami dan bendera dari negara-negara yang membantu |
Waktu hampir menunjukkan pukul 13.00 dan kami harus kembali dulu ke hotel untuk check out serta menurunkan barang barang. Pas kami sampai di hotel, ternyata barang bawaan kami sudah diturunkan dan diletakkan di resepsionis.
Istirahat sebentar lalu kami melanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu pusat oleh-oleh. Kebetulan tempat oleh-olehnya dekat dari hotel dan hanya butuh waktu 5 menit. Hari masih menunjukkan pukul 13.55 yang artinya masih ada waktu 2 jam untuk berkeliling kota Banda Aceh sebelum kami harus ke bandara dan mengembalikan motor. Akhirnya tujuan berikutnya adalah kapal diatas rumah dan kapal PLTD Apung.
Kapal diatas rumah merupakan kapal nelayan yang terdampar di perumahan warga sejauh 1 km dari tempat asalnya akibat kejadian tsunami yang menimpa aceh pada tahun 2004. Kapal ini telah menyelamatkan 59 orang jiwa dari bencana tsunami. Sedangkan untuk Kapal PLTD Apung, kapal ini merupakan kapal generator listrik milik PLN. Kapal yang memiliki bobot 2600 ton ikut terseret ombak tsunami sejauh 5 km ke pemukiman warga. Dapat disimpulkan betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang terjadi kala itu. Kapal PLTD Apung milik PLN ini cukup banyak jasanya untuk indonesia. Sebelum bertandang di Aceh pada tahun 2003, kapal yang pertama kali dioperasikan di Pontianak (1997), kemudian Bali (1999), Madura (2000) dan kembali lagi ke pontianak (2001). Jika kita melihat penampakan luar kapal ini memang kurang bagus atau terlihat tua, tapi siapa sangka ternyata di dalamnya luar biasa bagus, dilengkapi teknologi, diberikan pendingin ruangan dan juga ada penayangan video serta sejarah dari kapal tersebut. Waktu hampir menunjukkan pukul 15.00 yang artinya kami harus segera bergegas kembali ke hotel untuk mengambil barang dan melanjutkan perjalanan terakhir yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda.
Kapal Diatas Rumah |
Kapal PLTD Apung |
Notes :
CP Bang Haji (Sewa Motor di Aceh) : 082272801149
Hotel Siwah dipesan melalui Pegi-Pegi Apps (walaupun hotelnya engga sebagus saat kami menginap di sabang, tapi hotel ini cukup recommended karena letaknya ada di tengah kota, dekat dengan tempat oleh oleh, masjid raya baiturrahman dan museum tsunami)
The End
Itinerary | |
18 Agustus 2017 | |
17.15 | Menuju Penginapan |
20.00 | Menuju Mie Razali |
21.30 | Kembali ke Hotel |
19 Agustus 2017 | |
07.40 | Menuju Pantai Lampuuk |
08.30-09.30 | Explore Pantai Eumpee Nulu |
09.30-09.45 | Menuju Pantai Lhoknga |
09.45-10.30 | Menuju Museum Tsunami |
10.30-11.40 | Explore Museum tsunami |
11.40-11.55 | Menuju Masjid Raya Baiturrahman |
12.45 | Menuju Hotel |
13.15 | Menuju Tempat Oleh-Oleh |
13.55 | Menuju Kapal Di Atas Rumah |
14.20 | Menuju Kapal PLTD Apung |
15.05 | Menuju Bandara Sultan Iskandar Muda |
Pengeluaran Selama di Aceh | ||
Day 1 | ||
Becak Motor | 20,000 | |
Sewa motor | 140,000 | |
Bensin motor | 15,000 | |
Air Mineral | 6,000 | |
Total pengeluaran hari pertama | Rp181,000 | |
Day 2 | ||
Retribusi Pantai Lampuuk | 5,000 | |
Biaya Foto di Pantai Eumpee Nulu | 20,000 | |
Jajan | 10,000 | |
Biaya Parkir (3 tempat) | 6,000 | |
Total pengeluaran hari kedua |
Rp41,000
|
|
Total pengeluaran 2 orang |
Rp222,000
|
|
Makan di hari pertama |
Rp55,000
|
|
Pengeluaran per orang | Rp166,000 |
Comments
Post a Comment