Skip to main content

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6

Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan.
Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.
Tempat makan ini merupakan rekomendasi dari receptionist di hotel. Jujur, mie aceh nya enak. Biasanya saya engga suka makan mie aceh, tapi pas makan disini ternyata cocok dengan lidah. Harganya juga terbilang murah, mie kepiting yang saya makan hanya Rp 45.000 (padahal kepitingnya disajikan utuh dan ada 3 buah). Setelah mengisi perut, kami keliling keliling sebentar kota aceh dan langsung balik ke hotel.

Day 7

Setelah breakfast, kami langsung bergegas menuju pantai lampuuk. Untuk menempuh Pantai Lampuuk membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kota. Sebenernya yang kita cari di pantai lampuuk itu tebing yang ada di pinggir pantainya, tapi setelah sampai disana yang kita cari tidak ada dan ternyata tebing2 tsb itu bukan bagian dari pantai lampuuk melainkan Pantai Eumpee Nulu.
Pantai Eumpee Nulu
Akhirnya kami pun berubah haluan. Pantai Eumpee Nulu termasuk pantai yang unik bagi saya karena selain ada tebing, disini juga terdapat danau kecil.

Tebing Eumpee Nulu
Danau Eumpee Nulu
 Cukup puas bermain main, kami melanjutkan perjalanan ke pantai lhoknga. Awalnya mau main sebentar + foto foto tapi niat tersebut kami urungkan, karena melihat pantai tsb ternyata biasa saja (sama dengan pantai-pantai pada umumnya). Kami pun pergi ke tujuan berikutnya yaitu Museum Tsunami. Merinding rasanya pas masuk ke dalem dan melihat foto serta video saat kejadian tsunami tersebut berlangsung.
Museum Tsunami dan bendera dari negara-negara yang membantu  
Sekitar 1 jam berkeliling di Museum Tsunami, kami pergi ke tempat berikutnya yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini tidak runtuh dan masih berdiri kokoh setelah terjadi tsunami. Saat ini masjid tersebut dipercantik tampilannya menyerupai Masjid Nabawi yang ada di Madinah.
Waktu hampir menunjukkan pukul 13.00 dan kami harus kembali dulu ke hotel untuk check out serta menurunkan barang barang. Pas kami sampai di hotel, ternyata barang bawaan kami sudah diturunkan dan diletakkan di resepsionis.
Istirahat sebentar lalu kami melanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu pusat oleh-oleh. Kebetulan tempat oleh-olehnya dekat dari hotel dan hanya butuh waktu 5 menit. Hari masih menunjukkan pukul 13.55 yang artinya masih ada waktu 2 jam untuk berkeliling kota Banda Aceh sebelum kami harus ke bandara dan mengembalikan motor. Akhirnya tujuan berikutnya adalah kapal diatas rumah dan kapal PLTD Apung.
Kapal diatas rumah merupakan kapal nelayan yang terdampar di perumahan warga sejauh 1 km dari tempat asalnya akibat kejadian tsunami yang menimpa aceh pada tahun 2004. Kapal ini telah menyelamatkan 59 orang jiwa dari bencana tsunami. Sedangkan untuk Kapal PLTD Apung, kapal ini merupakan kapal generator listrik milik PLN. Kapal yang memiliki bobot 2600 ton ikut terseret ombak tsunami sejauh 5 km ke pemukiman warga. Dapat disimpulkan betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang terjadi kala itu. Kapal PLTD Apung milik PLN ini cukup banyak jasanya untuk indonesia. Sebelum bertandang di Aceh pada tahun 2003, kapal yang pertama kali dioperasikan di Pontianak (1997), kemudian Bali (1999), Madura (2000) dan kembali lagi ke pontianak (2001). Jika kita melihat penampakan luar kapal ini memang kurang bagus atau terlihat tua, tapi siapa sangka ternyata di dalamnya luar biasa bagus, dilengkapi teknologi, diberikan pendingin ruangan dan juga ada penayangan video serta sejarah dari kapal tersebut. Waktu hampir menunjukkan pukul 15.00 yang artinya kami harus segera bergegas kembali ke hotel untuk mengambil barang dan melanjutkan perjalanan terakhir yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda.
Kapal Diatas Rumah
Kapal PLTD Apung
Drama motor kembali terulang saat di perjalanan menuju bandara, Bang Haji tiba tiba WA kalau dia tidak bisa datang on time. Astagaaa bener bener ya ini penyewaan motor ngecewain banget. Masalahnya KTP saya ada di dia, saya fikir bagaimana caranya boarding kalo engga ada KTP. Penerbangan kami memang masih 3 jam lagi, tapi lebih baik tiba lebih awal kan daripada harus tergesa-gesa. Kepanikan pun melanda saat kami sudah sampai di bandara, tapi untungnya Bang Haji engga lama kemudian muncul dan kami pun langsung segera boarding. Engga kebayang deh harus gimana kalo sampe ketinggalan pesawat gara gara masalah KTP.

Notes :
CP Bang Haji (Sewa Motor di Aceh) : 082272801149
Hotel Siwah dipesan melalui Pegi-Pegi Apps (walaupun hotelnya engga sebagus saat kami menginap di sabang, tapi hotel ini cukup recommended karena letaknya ada di tengah kota, dekat dengan tempat oleh oleh, masjid raya baiturrahman dan museum tsunami)

The End

Itinerary
18 Agustus 2017
17.15Menuju Penginapan
20.00Menuju Mie Razali
21.30Kembali ke Hotel
19 Agustus 2017
07.40Menuju Pantai Lampuuk
08.30-09.30Explore Pantai Eumpee Nulu
09.30-09.45Menuju Pantai Lhoknga
09.45-10.30Menuju Museum Tsunami
10.30-11.40Explore Museum tsunami
11.40-11.55Menuju Masjid Raya Baiturrahman
12.45Menuju Hotel
13.15Menuju Tempat Oleh-Oleh
13.55Menuju Kapal Di Atas Rumah
14.20Menuju Kapal PLTD Apung
15.05Menuju Bandara Sultan Iskandar Muda


Pengeluaran Selama di Aceh
Day 1
Becak Motor 20,000 
Sewa motor 140,000 
Bensin motor 15,000 
Air Mineral 6,000 
Total pengeluaran hari pertama Rp181,000 
Day 2
Retribusi Pantai Lampuuk 5,000 
Biaya Foto di Pantai Eumpee Nulu 20,000 
Jajan 10,000 
Biaya Parkir (3 tempat) 6,000 
Total pengeluaran hari kedua
 Rp41,000 
Total pengeluaran 2 orang
 Rp222,000 
Makan di hari pertama
 Rp55,000 
Pengeluaran per orang Rp166,000 

Comments

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp