Skip to main content

Backpacker Part 3 (Madiun, Malang, Banyuwangi, Bali) Day 1

Malam itu pukul 22.00 kami telah tiba di stasiun pasar senen. Sebenarnya kereta kami masih lama berangkatnya yakni pukul 23.45, tapi berhubung temen saya (shinta) rumahnya di bekasi jadi harus berangkat lebih dulu karna kereta dari bekasi ke arah jakarta terakhir hanya sampai jam 21.00. Akhirnya kami menunggu dulu di ruang tunggu selatan. Perasaan campur aduk jadi satu, ngantuk deg-degan dan seneng karna akhirnya hari yang kita tunggu tunggu dateng juga. Pukul 23.00, kami dipanggil bahwa penumpang kereta madiun tambahan (MANTAB) jurusan madiun telah diperbolehkan masuk. Kami lari lari menuju gerbang pintu masuk saking excited nya, pas udah mau nyampe di gerbang pintu masuk untuk diperiksa tiket dan KTP, kami langsung diam tertegun karna sudah banyak sekali yang antre untuk mausk ke dalam. Tapi untungnya, selang beberapa menit kemudian pintu masuknya dibuka jadi 2, dan saya pun langsung lari untuk mengambil bagian di depan. Setelah berhasil masuk, kami fikir keretanya udah ada tapi ternyata kami harus menunggu kembali di ruang tunggu peron stasiun. Tapi hal ini tidak lama, karna sekitar 10-15 menit keretanya pun datang. Kami langsung excited masuk buat naro barang-barang kami yang cukup berat dan berharap orang yang duduk di depan kami belum dateng supaya bisa selonjorin kaki dulu, sayangnya harapan kami sirna saat melihat ada 1 orang yang telah duduk disana. Tapi yasudahlah tak apa, hal ini engga membuat rasa seneng kami buat jalan jalan hilang. Pukul 23. 45, kereta kami berangkat (yeaaay on time).
Pukul 11.00 kami telah tiba di madiun dan langsung menghubungi tempat penyewaan motor yang telah kami pesan. Mengecewakan banget saat nerima kenyataan bahwa pesanan kami dibatalkan secara sepihak dan uang pun tak kunjung dikembalikan (selengkapnya baca di : http://lulunabian-miracle.blogspot.co.id/2016/01/sewa-motor-di-madiun-vs-sewa-motor-di.html ). Akhirnya kami coba mencari keluar stasiun dan berharap ada tempat penyewaan motor. Sebelumnya kami ke tempat reservasi dulu untuk refund tiket madiun-banyuwangi dan memesan tiket madiun-malang.
Kami menyusuri stasiun tapi tidak juga menemukan tempat penyewaan motor. Berhubung kami belum makan dan perut udah minta jatahnya, akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat makan terlebih dahulu. Alhamdulillah ada tempat makan soto lamongan yang berjualan dekat stasiun. Setelah selesai, kami memutar otak harus berkeliling kemana karna kereta kami jurusan malang baru berangkat jam 02.30. Tempat yang udah kami rencanakan, gagal kami kunjungin karna tidak ada akses transportasi umum untuk kesana. Seketika ingatan saya tertuju pada 2 tempat, yang sepertinya dekat dengan stasiun yakni alun-alun dan depot pecel madiun. Kami langsung buka maps dan waze untuk meminta petunjuk jalan kesana dan ternyata benar tempatnya tidak terlalu jauh tapi lumayan juga sih kalo ditempuh dengan jalan kaki. Akhirnya kami nyari mall terdekat dulu dan berharap didalamnya ada swalayan yang ada tempat penitipan barangnya. Daaaannn ketemu, ada mall sekitar 2-2,5 km dari stasiun. Kami langsung bergegas menuju mall tersebut dan alhamdulillah ada swalayan nya disana. Sebelum pergi, kami membeli aqua dulu di dalam lalu kami bertanya ke satpamnya jam berapa mall tersebut tutup. Setelah itu kami langsung cuss pergi ke alun alun dan disana ada masjid yang bangunannya besar, unik dan bagus banget. Berhubung udah waktu shalat, kami singgah dulu disana sambil istirahat.


Setelah shalat dan puas berfoto foto ria, kami langsung melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan, kami melihat ada yang unik (sop buah rumput laut) dan kami pun langsung melipir untuk membelinya. Setelah memesan, kami dipersilahkan untuk menunggu di tempat lesehan yang udah tergelar tikar di atas rumput rumput. Seneng banget untuk pertama kalinya saya mengalami hal tersebut, dan saya langsung menanyakan ke shinta apakah dia pernah ngelakuin kaya gini. Ternyata dia udah pernah sebelumnya saat pulang kampung (dalam hati duh saya norak banget apa ya sampe seseneng itu tapi gapapalah setidaknya pernah ngerasain). Setelah selesai, kami mencari info jalan menuju depot nasi pecel 99 dan sambil menyusuri alun alun. Di tengah jalan kami melihat ada yang berjualan bakso bakar, kami pun berhenti sejenak dan mencicipinya. Hmmm enak juga ternyata. Perjalanan pun kami lanjutkan kembali dengan berjalan kaki, pas udah mau nyampe tempat tujuan, betapa kecewanya kita saat melihat tempat makannya tutup lalu kami jalan lagi agak ke depan dan ternyata tempat yang kita cari (Depot Nasi Pecel 99) ada di depannya, bukan tempat yang tadi kami lihat tutup. Disana ada 2 nama tempat makan yang mirip, yang satu Depot Nasi Pecel 99 dan satunya lagi Depot 99 (kalo engga salah), so be careful guys. Kita pun langsung bergumam, untung tempat yang tadi tutup ya, kalo engga pasti kita udah salah masuk (yang bukan tujuan awal kita). 
Awalnya shinta gamau beli, karna doi engga terlalu suka pecel tapi setelah ngeliat bentuknya kaya apa, akhirnya dia mesen juga. Daaaaaannnnn.......sejujurnya itu pecel terenak yang pernah kita makan. Oh iya disana kalo mau mesen, harus langsung datengin dan milih apa aja yang mau di makan (bukan waitress yang nyamperin kita). Menunya engga cuma nasi pecel aja, tapi ada pilihan lauknya juga (limpa, daging, dll). Kita nyoba limpanya dan itu enak, yaampuun nyesel cuma ngambil 1, pengen nambah lagi tapi perut udah engga memungkinkan (kenyang banget). Pas kami mau bayar ke kasir, ada orang yang ngebeli bumbu pecelnya aja dan kami pun langsung ikutan beli juga buat orang rumah. 
Jam masih menunjukkan pukul 17.30 dan kita bingung harus kemana lagi, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke alun alun lagi sekalian shalat maghrib dan isya. Setibanya di alun-alun, kami cukup kaget karna suasananya jadi ramai banget sama orang orang dan lampu lampu mulai berkelip kelip memancarkan indahnya. Setelah selesai, kami berjalan lagi menuju mall untuk mengambil barang-barang dan langsung cuss ke stasiun. 
Jam masih menunjukkan pukul 20.30, sedangkan kereta kami baru berangkat jam 02.30. Berhubung engga tau tempat mana lagi yang harus dikunjungin dan kita juga udah mulai capek jalan kaki seharian, akhirnya kami memutuskan untuk berdiam diri di salah satu tempat duduk yang disediakan KAI. 
Baterai HP kami mulai melemah dan kita harus mencari arus listrik, Kami menemukan arus listrik tapi disana tidak ada tempat duduk, untungnya ada petugas yang baik dan memperbolehkan bangku receptionist kami gunakan. Sambil menunggu, kami saling bergantian tidur dan menjaga barang barang yang ada. 
Akhirnya jam 01.30, itu menandakan kita udah boleh masuk ruang tunggu peron stasiun. Di dalem ruang tunggu ada polisi yang mendekati kita dan bertanya tanya mau kemana tujuan kita dll. Speaker stasiun menyala yang menginformasikan kalo kereta jurusan malang sebentar lagi masuk stasiun madiun. Yeaaaaay penantian kita berakhir, akhirnya kami berangkat menuju malang.



Comments

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6 Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan. Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp