Skip to main content

Sudut pandang lain dari klub motor

Bermula dari perjalanan kita dari malang menuju banyuwangi. sebelum berangkat R udah bilang kalo nanti kita ketemu sama kelompok motor HSFC, kita pasti bakal.diberentiin buat diajak ngobrol ngobrol bahkan bisa diajak makan dan main ke rumahnya karna dia udah tergabybg ke kelompok motor itu dan dimotornya udah ditempelin sticker mereka. Awalnya sempet engga percaya, masa iya sih? Dan ternyata apa yang dibilang R bener, setelah kita ngisi bensin di daerah lumajang tiba tiba ada orang yang ngikutin kita dari belakang dan menghadang jalan kita. Seketika kita puter balik ngikutin jalan orang itu, dalam hati saya bertanya tanya mau dibawa kemana kita, bahaya ngga ya dll. Setelah menempuh perjalanab kurang lebih 10-15 menit, kita nyampe di sebuah rumah dan baru saya tau kalo itu adalah rumah orang yang tadi menghadang kita. Disitu kita dijamu layaknya temen lama yang sedang berkunjung, padahal kenalnya aja baru tapi udah diperlakuin sebaik itu. Menurut pandangan saya pribadi, HSFC kelompok moyor yang mengusung tema kekeluargaan. Walaupun belum pernah kenal satu sama lain sebelumnya tapi mereka bisa ngelakuin hal tsb. Salut banget, dulu saya fikir ikut klub klub motor gitu engga ada manfaatnya tapi setelah liat sendiri, pandangan saya berubah.
oh iya kita itu ada di lumajang atau daerah jawa timur tapi ternyata bahasa yang digunain sehari hari bukan bahasa jawa melainkan bahasa madura. Dan baru saya tau, ada 3 daerah di jawa timur yang menggunakan bahasa madura sebagai bahasa sehari harinya; lumajang, situbondo dan probolinggo

Comments

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6 Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan. Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp