Skip to main content

Backpacker part 4 (Sawarna)

Day 1

Perjalanan kali ini dimulai dari stasiun tanah abang. Mau naik kereta kemana kita? Yup rangkasbitung. Dan kali ini saya berpetualang sama Iin. Info yang didapat dari teman, kereta rangkasjaya tujuan rangkasbitung berangkat jam 06.30, tapi ternyata ada miskomunikasi, kereta baru berangkat jam 08.00. Berhubung kami datengnya kepagian, kami keliling dulu cari sarapan dan membeli tiket kereta. Tiket kereta tujuan rangkas baru bisa dibeli pada hari H keberangkatan dengan biaya Rp 5.000. Setelah itu, kami menelusuri jalan, tapi belum ada satupun yang buka, akhirnya kami menelusuri pasar dan alhamdulillah kami menemukan ada yang berjualan makanan. Setelah sarapan, kami langsung buru buru menuju stasiun karna jam telah menunjukkan pukul 07.30.
Butuh waktu 2 jam untuk sampai di stasiun rangkasbitung. Di depan stasiun udah ada 1 temen yang bakal nganterin kita ke terminal mandala. Karena cuma ada 1 motor, jadi iin terpaksa harus naik ojek. Nah dari terminal mandala ini, kita naik mobil elf terus turun di bayah. Dari bayah, kita masih harus naik ojek lagi buat sampe ke pantai sawarnanya. Oh iya butuh waktu 3,5 jam buat sampe bayah dan sekitar 20 menit lagi buat sampe di  daerah pantai pasir putih sawarna. Kita diturunin sama abang ojeknya engga pas di depan pantai, karena katanya kalo mau ke depan pantai harus ngegunain ojek lokal biar engga ada keributan. Bagi bagi rezeki katanya. Yaudalah ya daripada nanti abangnya kena masalah, jadi kita ikutin aturan yang ada aja sekalian kita cari info penginapan.
Kita dapet penginapan deket pantai dengan harga 250 ribu. Saya kurang tau harga standar disana berapa, tapi menurut saya pribadi sih lumayan mahal dengan fasilitas kamar yang diberikan. Tapi berhubung udah sore dan kita udah cepet cepet mau main di pantai akhirnya yaudalah ya. Setelah naro tas dan istirahat sebentar, kita langsung menuju pantai sambil cari makan. Di pantai itu hanya ada 1 warung yang berjualan. Kita mesen menu andalan, yaituuuuu mi instan, nasi dan air kelapa (pilihan yang ada hanya itu aja) 😆. Menikmati pantai yang sepi, tenang dan indah sambil menyantap makanan merupakan kebahagiaan tersendiri. Re-charge badan dan pikiran setelah ngejalanin aktivitas yang panjang.
Awalnya pengen menyusuri pantai, tapi berhubung matahari udah mau tenggelam jadi kita mutusin buat stay di satu tempat sambil nunggu keindahan pesonanya. Untuk pertama kalinya kala itu, saya melihat pemandangan sunset yang indah banget. Gradasi warnanya bener bener memanjakan mata. Saya belum pernah ngeliat gradasi warna sunset seperti itu sebelumnya.
Matahari mulai tenggelam dan malam mulai menunjukkan parasnya. Kita pun kembali ke penginapan. Kehudupan disini engga seperti jakarta yang tetap hidup dalam 24 jam. Begitu malam tiba maka semua aktivitas pun seolah berhenti. Disini sulit banget buat dapetin signal, cuma provider tel**msel aja yang bisa, itupun ilang ilang timbul.

Day 2

Pagi pagi sekali kami udah berangkat karena iin tiba tiba ada urusan di jakarta. Kali ini kami pulang lewat jalur pelabuhan ratu. Kami naik mobil elf dari daerah pantai pasir putih tersebut menuju terminal sukabumi. Mobil elf ini hanya beroperasi 2 kali sehari, yakni pukul 06.00 dan 12.00. Cerita cerita dengan bapak supir, ternyata harga penginapan 250 ribu itu terbilang mahal, biasanya kisaran harga hanya sekitar 100-150 ribu. Bapak supir bahkan sempat menawarkan diri untuk tinggal di rumahnya kalo kami ada rencana ke pantai sawarna lagi. Beliau biasa menampung mahasiswa-mahasiswa yang kebetulan mau main dengan budget terbatas.
Perjalanan via pelabuhan ratu lebih nyaman dibandingkan lewat serang. Jalanan yang dilalui mulus dan udah di aspal rapi. Waktu yang diperlukan juga lebih singkat 2 jam. Dari terminal sukabumi, kami naik bus MGI untuk menuju terminal baranangsiang bogor. Lalu lanjut dengan angkot 03 ke arah stasiun bogor dan terakhir naik kereta ke jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6 Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan. Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp