Skip to main content

Backpacker Part 3 (Madiun, Malang, Banyuwangi, Bali) Day 2

Sampai di malang, kami langsung dijemput oleh kak okta dan 1 temennya yaitu rizki. Kami langsung dibawa ke kosannya rizki, tapi sebelum itu kami beli sarapan pecel terlebih dahulu. Sayangnya rasa pecelnya beda banget sama yang kita coba di madiun. Sesampainya di kosan rizki, kami langsung bersih bersih (maklum karna udah 2 hari engga mandi), makan dan prepare buat langsung jalan explore pantai yang ada di malang selatan. Ternyata kita pergi bukan cuma berempat aja, tapi berenam dan mereka udah nunggu kita dari jam 9 di UnBraw, sedangkan kita baru dateng jam setengah 11 an (maaf ya kakak kakak, kita engga tau kalo ada yang udah nungguin kirain kita bakal istirahat dulu kaya waktu pas pertama kita pergi ke malang).
Perjalanan ke pantai yang mau kita tuju cukup jauh, kira kira hampir makan waktu 2 jam an di motor
dan jalan kesana yang masih cukup jelek.

Tapi itu semua terbayar setelah kita ngeliat pantainya yang masih bersih dan kebetulannya lagi engga banyak orang jadi ngerasain kaya private beach, hmm sebenernya itu pantai yang belum banyak orang tau jadinya masih sepi.
Tadaaaaa.....sepi banget dan pasir putihnya enak buat kita guling gulingan
Oh iya karna pengelolaan nya masih belum baik, kita harus bayar tiket 2 kali, yang pertama bayar untuk pemda dan yang kedua bayar untuk penduduk lokal. Tapi tenang, tiket masuk nya masih standar RP 5.000. Nama pantai yang kita kunjungin, pantai selok dan pantai kondang merak.

Dari pantai kondang merak ke pantai selok, harus berjalan kaki dengan akses yang masih jelek.





Kalau disusurin lagi ke arah kiri, kita bakal ketemu sama pantai sendang biru tapi sayangnya kita engga kesana karna terhalang waktu yang udah mau gelap.
Sebelum balik ke malang kota, kita shalat dulu di mushalla yang ada deket pantai. Berhubung saya lagi engga shalat, akhirnya saya foto-foto aja deh.
sayangnya kita engga ke pantai ini, jadi cuma bisa foto plangnya aja
Setelah semuanya selesai, kita langsung cuss menuju malang kota. Berhubung perjalanannya cukup jauh, kita baru nyampe sana jam 8 malem. Rencananya pengen cari makan bebek, tapi ternyata tutup jadinya kita makan pecel ayam deh. Pecel ayam disana engga kaya yang biasa saya makan di jakarta, dan kayanya lidah saya engga cocok, alhasil makanannya engga abis.
Kita berpisah disini dengan 2 orang temennya kak okta. Mereka berdua balik ke kosannya masing masing dan kita berempat ke kosannya rizki buat ngambil barang barang dan nyari tempat penginapan. 
Penginapan pertama yang kita singgahi harganya cukup mahal, akhirnya kita balik ke villa yang dulu pernah kita singgahi saat ke malang pertama kali. Tapi kali ini harga sewanya melonjak, dulu kita cuma dihargai Rp 75.000/hari, sedangkan kali ini kita disuruh bayar Rp 150.000/hari. Mengingat kita kesananya lagi akhir tahun jadi harganya naik cukup signifikan. Daripada harus nyari nyari lagi, akhirnya kita mengiyakan dengan harga yang segitu. Sejujurnya diantara penginapan yang pernah kita singgahi, ini tempat ternyaman. Bersih, kamar mandi dalem, tempatnya sejuk, penjaganya baik, depan jalan raya jadi langsung ada angkot,1 kekurangan aqua yang disediain rasanya engga enak but so far so good. 

Comments

Popular posts from this blog

Backpacker Part 5 (Siantar, Medan Kota)

Day 3 Sebelum mobil sewaan nya kami kembalikan, kami berkeliling kota siantar terlebih dahulu, yaitu Masjid Raya Pematang Siantar, Tugu Becak Siantar, Vihara Dewi Kwan Im dan Steam mobil. Tapi sayangnya Vihara Dewi Kwan Im sedang direnovasi jadi tidak diperkenankan untuk melihat dari dekat. Oh iya kami sempat sarapan dulu di tempat kuliner "AYOE BL 2", alamatnya ada di Jl. Melanthon Siregar No. 172. Kita coba menu nasi gorengnya, bentuknya lucu banget dan rasanya juga enak + sambelnya yang endes. menu yang tersedia Udah kenyang? udah 👯☺. Oke saaatnya kita ngelanjutin perjalanan ke Kota Medan menggunakan bis. Kita naik bis intra dari terminal parluasan siantar menuju amplas. Perjalanan dari siantar menuju medan membutuhkan waktu 4 jam (saat itu kondisi jalanan lumayan macet). Di medan, kita nginep di rumah temen daerah Jl. Bromo, nah dari tempat turun bis (amplas) masih harus lanjut lagi naik betor (becak motor). Dari kemaren cuma bisa ngeliatin itu betor lalu lalan

Backpacker Part 5 (Explore Banda Aceh 2 hari 1 malam)

Day 6 Pukul 16.45 kami tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Sebelum tiba kami menghubungi tempat penyewaan motor yang sudah di pesan (Bang Haji). Tapi ternyata dia ngabarin kalau motornya baru available pukul 19.00, padahal h-1 sudah dikonfirmasi dan dibilang oke. Mengecewakan banget, karena schedule yang udah kami buat jadi berantakan. Kami coba menghubungi tempat penyewaan motor yang lain, tapi engga ada satupun yang available. Akhirnya kami pun tetap menyewa di Bang Haji. Kekecewaan kami belum berakhir, motor yang dijanjikan akan diantar ke hotel pukul 19.00 ternyata molor jadi pukul 19.53 (hampir satu jam cuy kita harus nunggu lagi dan posisinya kami udah kelaperan banget mau cari makan, ckck). Rencana awal yang seharusnya ke puncak geurutee begitu sampai di aceh harus kami batalkan karena tidak ada motor, kalaupun kita paksain kesana menggunakan transportasi umum, pengeluaran kami akan lebih besar dari yang sudah dianggarkan. Begitu motornya tiba, kami langsung pergi ke mie razali.

Backpacker Part 5 (Explore Sabang 2 hari 1 malam)

Day 5 Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung bergegas menuju Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengejar keberangkatan kapal lambat pukul 10.30. Awalnya mau coba naik trans aceh, karena berdasarkan informasi yang saya dapat di internet dari bandara ke pelabuhan bisa naik trans, tapi ternyata untuk naik trans harus berjalan sekitar 2 km dari bandara, akhirnya kami memutuskan naik taksi. Jangan khawatir engga kedapetan taksi, karna begitu sampe Bandara SIM, sudah banyak layanan taksi yang menawarkan jasanya. Dari bandara menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 45 menit, dan sudah banyak sekali yang mengantre untuk beli tiket. Pada hari itu tanggal 17 Agustus, dimana ternyata kapal tidak ada yang beroperasi dari Pelabuhan Ulee Lheu. Kapal cepat dan kapal lambat baru beroperasi pukul 10.00 dari Pelabuhan Balohan, yang berarti baru nyampe Pelabuhan Ulee Lheu pukul 10.45 untuk kapal cepat dan pukul 11.30 untuk kapal lambat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kapal cepat agar memp